Selasa, 29 September 2015

Produksi ATP : 38 ataukah 36 ?



Jumat, 05 Juni 2015

Atmosfer

Pengertian Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, mulai dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Atmosfer planet Bumi dinamakan atmosfer bumi. Beberapa kata kunci yang dapat anda ingat untuk pengerian atmosfer ini antara lain :
  1. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi atau menyelimuti suatu planet, termasuk Bumi.
  2. Udara yang menyelubungi Bumi sudah ada sejak awal terbentuknya Bumi.
  3. Atmosfer Bumi tebalnya lebih dari 500 km dari permukaan Bumi.
  4. Atmosfer Bumi tersusun atas berbagai gas.

Komposisi Penyusun Atmosfer Bumi

Berikut adalah tabel komposisi penyusun gas dalam atmosfer Bumi
Gas
Simbol
Volume (%)
Nitrogen
N2
78,08
Oksigen
O2
20,95
Argon
Ar
0,93
Karbondioksida
CO2
0,035
Neon
Ne
0,0018
Methana
CH4
0,00017
Helium
He
0,0005
Hidrogen
H2
0,00005
Xenon
Xe
0,000009
Ozon
O3
0,000004
  • Nitrogen

Nitrogen merupakan gas yang persentasenya paling banyak sebagai penyusun atmosfer bumi. Gas nitrogen ini sangat bermanfaat sekali untuk bahan makanan tumbuhan atau zat makanan tumbuhan. Biasanya, nitrogen ini juga digunakan bahan dasar industry pupuk.


  • Oksigen

Oksigen merupakan suatu gas yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan makhluk hidup. Komposisi oksigen di atmosfer Bumi sendiri sekitar 20,95% dari total seluruh gas penyusun atmosfer. Oksigen banyak terdapat di perairan dangkal, dataran rendah. Semakin tinggi suatu wilayah dari pemukaan air laut, maka kadar oksigennya akan semakin turun. 

  • Argon

Argon merupakan gas yang tidak mudah bereaksi dengan elemen lain. Biasanya, argon digunakan bersamaan dengan gas neon dalam indutri listrik untuk mengisi lampu neon. Gas argon mempunyai warna biru. Lampu yang diisi dengan gas argon lebih hemat listrik daripada lampu listik biasa.

  • Karbondioksida

Karbondioksida merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan merupakan gas asam ringan. Karbonsioksida biasa juga disebut dengan gas asam karbon. Beberapa manfaat karbondioksida antara lain :
  1. Untuk memproduksi sodium karbonat, sodium bikarbonat, dan bahan kimia lainnya.
  2. Untuk pengisi tabung pemadam kebakaran.
  3. Dibutuhkan dalam proses fotosintesis tumbuhan.

Namun kadar karbondioksida yang terlalu banyak juga dapat menimbulkan gangguan pada pernafasan manusia.

  • Kripton Neon Xenon dan Argon

Kripton, Neon, Xenon, dan Argon merupakan suatu gas mulia. Biasanya gas – gas tersebut digunakan untuk keperluan industry listrik. Untuk gas neon sendiri, mempunyai beberapa manfaat seperti :
  1. Dimanfaatkan untuk lampu neon.
  2. Dimanfaatkan sebagai indicator tegangan tinggi.
  3. Dimanfaatkan untuk membantu melihat hasil roentgen dalam dunia media.


  • Methan

Methan merupakn gas yang tidak berbau, tidak berwarna, mudah terbakar, dan lebih ringan dari udara biasa. Di beberapa planet seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, methan merupakan komponen besar dalam atmosfernya. Methan sering digunakan sebagai bahan bakar.

  • Helium dan Hidrogen

Helium dan hidrogen, kedua gas ini termasuk gas yang ringan. Karena ringannya biasanya kedua gas ini digunakan untuk mengisi balon reklame, balon meteorologi, dan pesawat zeplin. Helium sendiri juga digunakan untuk bahan bakar penggerak roket. Sementara hydrogen biasanya digunakan dalam indsutri pupuk, untuk membuat anomia.

Lapisan – Lapisan Atmosfer Bumi

Lapisan atmosfer berdasarkan ciri – ciri atau karakteristik lapisan atmosfer
lapisan atmosfer

1. Troposfer

  • Troposfer merupakan lapisan terendah dalam strata lapisan atmosfer bumi.
  • Ketebalan troposfer di khatulistiwa sekitar 16 km, sedangkan di kutub ketebalannya sekitar 7 – 8 km, dengan ketebalan rata – rata adalah 11 km dari permukaan bumi.
  • Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu semakin dingin (turun). Hal ini sesuai dengan teori Braak yang menyatakan bahwa setiap kenaikkan 100 m dari permukaan laut, maka suhu akan turun sebesar 0,61 C. Hal ini disebut juga dengan gradient temperatur vertical.
  • Di lapisan troposfer masih terdapat gejala – gejala dan fenomena cuaca, seperti awan, hujan, kabut, petir, dsb.
  • Campuran gas di troposfer paling ideal untuk menompang kehidupan di bumi.
  • Suhu rata – rata di permukaan laut adalah 27 C.
  • Pada bagian atas atmosfer, suhu udaranya dapat mencapai sekitar -60 C (minus enam pulih derajat celcius)
  • Diatas lapisan troposfer terdapat laisan tropopause yang membatasi troposfer dengan stratosfer.


2. Stratosfer

  • Lapisan stratosfer merupakan lapisan atmosfer yang berada di atas lapisan tropopause hingga mencapai ketinggian 50 km.
  • Suhu udara pada lapisan sratosfer pada ketinggain 11 – 20 Km terbilang relative stabil, yaitu -60 C (disebut juga zona isoterma, iso = sama, termal = suhu)
  • Pada ketinggian 20 – 50 km di atas permukaan bumi, suhu terus mengalami kenaikkan, hingga suhu udaranya dapat mencapai -5 C (disebut juga dengan zona inversi). Meningkatnya suhu pada lalpisan ini dikarenakan pada lapisan ini terdapat kandungan ozon. Lapisan ozon ini meyerap sinar ultraviolet yang akan masuk ke bumi, dengan demikian bumi aman dari radiasi ultraviolet.
  • Di atas lapisan stratosfer terdapat lapisan stratopause, yang merupakan pembatas antara lapisan stratosfer dengan lapisan mesosfer.


3. Mesosfer

  • Mesosfer merupakan lapisan atmosfer yang berada di atas stratopause dengan ketinggian antara 50 – 85 km di atas permukaan bumi.
  • Suhu udara pada lapisan ini semakin kea ta, seuhu semakin rendah. Tiap kenaikkan 1.000 m terjadi penurunan suhu udara ekitar 2,5 – 3 C.
  • Suhu udara pada lapisan atas mesosfer sekitar -90 C.
  • Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan ini.
  • Di atas lapisan mesosfer terdapat lapisan mesopause yang merupakan lapisan pembatas antara lapisan mesosfer dan lapisan termosfer.


4. Termosfer

  • Termosfer merupakan lapisan atmosfer yang berada di ketinggian antara 85 – 500 km di atas permukaan bumi.
  • Suhu udara pada bagian bawah lapisan ini sekitar -90 C, sedangkan suhu udara pada bagian atas lapisan ini sekitar 500 C. itu sebabnya lapisan ini sering disebut juga dengan lapisan panas (hot layer).
  • Pada lapisan ini, molekul gas akan terionisasi, oleh sebab itu lapisan ini disebut juga dengan lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksigen atomik pada lapaisan ini. proses pemecahan molekul oksigen dan molekul gas lainnya menyebabkan meningkatnya suhu udara pada lapisan ini.
  • Inosfer merupakan sebuah lapisan yang dapat memantulkan gelombang radio.


5. Eksosfer

  • Lapisan eksosfer berada di ketinggian lebih dari 500 km di atas permukaan bumi.
  • Molekul – molekul pada lapisan ini selalu bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi.
  • Pengaruh gaya gravitasi bumi pada lapisan ini sudah sangat kecil, sedangkan pengaruh gravitasi angkasa luar sudah sangat kuat.
  • Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari (Baca juga tentang penciptaan matahari dan struktur matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritic yang disebut dengan cahaya zodiakal.


Lapisan atmosfer berdasarkan jenis kondisi gasnya

1. Lapisan ozonesfer

Lapisan ozonosfer merupakan lapisan yang berada di lapisan stratosfer, lebih tepatnya di ketinggian 15 – 35 km di atas permukaan bumi. Zozn memang terdapat di seluruh lapisan atmosfer bagian bawah, namun lebih terkonsntrasi pada lapisan stratosfer. Ozozn sendiri tidaklah stabil karena mudah terurai dibawah pengaruh radiasi atau tumbukan dengan atom oksigen.

Proses pembentukan ozon
Pada ketinggian 15 – 35 km, secara alamiah terjadi proses pembentukan dan penguaraian ozon dari oksigen diatomic dan oksigen monotomik dengan bantuan (penyerapan) radiasi ultraviolet. Lapisan ozon adalah lapisan uatam penyerapa radiasi ultraviolet, sehingga sesampainya di bumi radiasi ultraviolet ini sudah jauh berkurang dan tidak membahayakan lagi bagia kehidupan manusia.

Penyebab kerusakan pada ozon
Lapisan ozon akan mengalami kerusakan jika kemasukkan CFC (Cloro Fluro Carbon), yaitu gas yang biasa digunakan untuk bahan pendingin, ACM kulkas dan hairsprey. Munculnya CFC ini akan menguraikan ozon (O3) menjadi O2 dan O. sehingga mengakibatkan ozon sengat berkurang yang kemudian dinamakan dengan lubang ozon. Rusaknya lapisan ozon ini akan mengakibatkan suhu di bumi menjadi meningkat dan mengakibatkan gangguan iklim.

2. Lapisan ionosfer

Lapisan ionosfer merupakan lapisan yang berada di lapisan termosfer. Pada lapisan ini, banyak molekul gas yang mengalami ionisasi, (Baca juga Proses Reaksi Ionisasi) atau kehilangan 1 atau lebih elektronnya sehingga membentuk ion. Lapisan ini sangat bermanfaat sekali dibidang komunikasi, karena lapisan ini dapat memantulkan kembali gelombang radio. Ionosfer terdiri dari tiga lapisan yaitu :
  • Lapisan D, berada pada ketinggian 60 – 120 km. lapisan ini memantulkan kembali gelombang AM ke bumi.
  • Lapisan E, berada pada ketinggian 120 – 180 km. lapisan ini memantulkan kembali gelombang AM ke bumi.
  • Lapisan F, berada pada ketinggian 180 – 600 km. lapisan ini memantulkan gelombang pendek ke bumi.


Manfaat atmosfer

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari atmosfer secara umum :

  1. Melindungi bumi dari benda - benda luar angkasa yang jatuh ke bumi.
  2. Melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dengan lapisan ozon.
  3. Mengandung gas - gas yang dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tumbuhan untuk bernafas dan keperluan lainnya seperti, oksigen, nitrogen, dan sebagainya.
  4. media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, topan, badai, dan sebagainya.
  5. Memudahkan untuk telekomunikasi dengan adanya lapisan ionosfer

Jumat, 29 Mei 2015

Metagenesis Tumbuhan Paku


Metagenesis (pergiliran keturunan) pada tumbuhan paku merupakan bagian dari mekanisme reproduksi tumbuhan ini.  Reproduksi generatif tumbuhan paku dilakukan melalui peleburan spermatozoid dan ovum. Reproduksi vegetatifnya dengan membentuk spora. Reproduksi generatif dan reproduksi vegetatif berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Berikut skema metagenesis pada tumbuhan paku homospora, heterospora, dan peralihan. Berikut adalah bagan metagenesis tumbuhan paku.
Bagan 1: Skema metagenesis pada tumbuhan paku homospora
Metagenesis paku homospora

Bagan 2: Skema metagenesis pada tumbuhan paku heterospora
Metagenesis paku heterospora
Bagan 3: Bagan metagenesis paku peralihan
Metagenesis paku peralihan
Selain menggunakan spora, beberapa jenis tumbuhan paku bereproduksi vegetatif dengan beberapa cara berikut.
a. Umbi batang, misal Marsilea crenata.
b. Tunas pada tepi daun atau kuncup tunas, misal Asplenium buldiferum.c. Tunas pada ujung daun, misal Asplenium pentifidum.
d. Tunas akar, misal Ophioglosum sp.
e. Fragmentasi, misal Dryopteris rigida.


Source : http://zonabiokita.blogspot.com/2013/08/metagenesis-tumbuhan-paku.html#ixzz3bXYGaSds

Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur

Tumbuhan lumut adalah tumbuhan pertama yang beradaptasi dengan lingkungan darat, menyesuaikan diri dengan lingkungan darat yang lembab dan basah. Karena merupakan peralihan dari habitat air ke habitat darat, maka tumbuhan lumut disebut pula tumbuhan amfibi (amphibious plant). Tumbuhan ini tergolong kelompok Cryptogamae, yaitu kelompok tumbuhan yang alat perkawinannya tersembunyi. Tingkat perkembangan lumut lebih maju dari kerabat dekatnya, yaitu alga. Hal tersebut disebabkan oleh sifat hidupnya yang sebagian besar sudah berada di darat. Selain itu, pada lumut yang berhabitus seperti tumbuhan tingkat tinggi, dalam batangnya sudah ada sekelompok sel-sel memanjang sebagai buluh pengangkut. Lumut juga sudah memiliki rizoid (struktur menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi) sebagai alat penyerap dan pelekat. 


Pernahkah kalian memperhatikan dinding kamar mandi atau tembok-tembok yang lembab di sekitar tempat tinggal kalian? Kalian akan menemukan lapisan hijau seperti beludru yang merupakan kumpulan lumut. Mengapa lumut menyukai tempat yang lembab dan teduh? Ini karena saat bereproduksi tumbuhan tersebut membutuhkan air untuk melakukan pembuahan. Tanpa air, sel-sel kelamin jantan tidak bisa mencapai sel-sel kelamin betina.

1. Ciri-ciri Lumut

Lumut memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan tumbuhan lain. Lumut merupakan tumbuhan dengan ukuran relatif kecil, tingginya 2 sampai 50 cm. Tubuhnya tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya, tetapi mempunyai bagian yang menyerupai akar (rizoid), batang, dan daun. Pada beberapa jenis lumut hati atau lumut tanduk tubuhnya masih berupa talus (lembaran). Perhatikan Gambar 1.
Struktur / Bagian tubuh lumut
Gambar 1. Struktur / Bagian tubuh lumut
Rizoid adalah struktur menyerupai rambut atau benang-benang yang berfungsi untuk melekatkan tubuh pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral. Rizoid ini terdiri dari satu deret sel yang memanjang, terkadang dengan sekat yang tidak sempurna. Batang dan daun lumut belum memiliki floem maupun xylem. Sel-sel penyusun tubuhnya memiliki dinding sel yang terdiri dari selulose. Lumut tidak memiliki sistem pembuluh pengangkut yang khusus untuk mengangkut air dan mineral organik, sehingga proses pendistribusian air berjalan lambat yaitu secara difusi. Daun lumut umumnya disusun oleh sel-sel setebal 1 lapis, kecuali ibu tulang daun, yang mempunyai lebih dari 1 sel. Sel-selnya sempit, panjang, kecil, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.

Tubuh tumbuhan lumut dengan berbagai struktur umum tersebut adalah gametofit. Setelah dewasa, lumut akan membentuk sporofit. Sporofi t adalah struktur tubuh lumut yang terdiri atas bagian-bagian tertentu, yaitu vaginula, kaliptra, dan kolumela. Perhatikan Gambar 2.
Sporofit tumbuhan lumut
Gambar 2. Sporofit tumbuhan lumut
Vaginula adalah bagian sporofit yang terdiri dari kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium, seta (tangkai), dan apofi sis yaitu ujung seta yang agak melebar, yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora (sporangium). Kaliptra adalah tudung yang berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora. Sedangkan kolumela adalah jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit tumbuhan lumut tumbuh menumpang pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit ini memiliki klorofil, sehingga dapat berfotosintesis. Namun, tumbuhan lumut juga bisa mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat.

Habitat lumut adalah tempat-tempat yang memiliki kelembaban yang tinggi. Di lingkungan sekitar, kita bisa melihat berbagai jenis lumut yang menempel pada bebatuan, tembok, sumur, dan permukaan batu bata. Selain itu, tumbuhan lumut banyak dijumpai di hutan yang lebat, di atas tanah atau di atas batu. Tumbuhan lumut juga hidup pada kayu-kayu yang lapuk atau menempel pada kulit pohon sebagai epifit. Di daerah pegunungan ditemui suatu wilayah yang banyak didominasi oleh lumut, sehingga disebut hutan lumut.

Hutan hujan tropis kita merupakan salah satu ekosistem yang kaya akan berbagai jenis lumut. Berbagai jenis lumut juga ditemukan di daerah dengan iklim yang ekstrim. Ada lumut yang hidup di daerah kering atau gurun, di dalam lumpur, dan aliran sungai. Lumut juga dapat dijumpai di daerah kutub utara (Arktik) dan di daerah kutub selatan (Antartika).

2. Siklus Hidup Lumut

Siklus hidup lumut berbeda dengan siklus hidup tumbuhan yang lain karena siklus hidup lumut didominasi oleh gametofit. Gametofit menghasilkan organ kelamin jantan atau anteredium dan organ kelamin betina atau arkegonium. Apabila anteredium dan arkegonium dihasilkan oleh satu gametofit (satu individu lumut) maka jenis tersebut disebut lumut berumah satu atau homotalus, sedangkan apabila keduanya dihasilkan oleh gametofit yang berbeda maka jenis tersebut disebutlumut berumah dua atau heterotalus. Perhatikan Gambar 3 dan 4.
Lumut homotalus
Gambar 3. Lumut homotalus
Lumut heterotalus
Gambar 4. Lumut heterotalus
Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan contoh siklus hidup pada lumut daun. Perhatikan Gambar 5.
Siklus hidup lumut daun
Gambar 5. Siklus hidup lumut daun
Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit jantan membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium. Sperma dari anteredium dengan perantaraan air berenang menuju sel telur di dalam arkegonium kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot yang bersifat diploid kemudian akan mengalami mitosis dan bekembang menjadi sporofi t embrionik di dalam arkegonium. Pada ujung batang sporofit yang memanjang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat spora haploid berkembang. Sporangium juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pembelahan mitosis. Setelah masak, kapsul spora pecah dan spora terpencar keluar. Spora-spora tersebut apabila menemukan tempat yang memiliki kelembaban yang sesuai akan berkecambah membentuk protonemata (jamak dari protonema) kecil yang berwarna hijau.

Protonemata haploid tersebut terus tumbuh dan berdiferensiasi sehingga membentuk gametofit. Gametofit dewasa akan membentuk gamet-gamet yang akan berkembang dan kembali menjalani siklus serupa. Perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina membentuk spora merupakan perkembangbiakan secara seksual (generatif). Selain melalui perkembangbiakan generatif, lumut juga berkembang biak secara vegetatif. Bagian gametofit lumut yang patah dan terbawa angin atau burung yang mencari bahan sarang bisa tumbuh apabila jatuh di tempat-tempat yang lembab. Beberapa jenis lumut juga sangat mudah membentuk tunas-tunas atau gemma. Gemma merupakan tubuh bersel satu atau banyak. Seringkali, menguncup dari jaringan generatif khusus pada batang, daun, rizoid, atau protenema. Gemma dapat secara efektif memberikan persebaran dalam waktu singkat. Contohnya terdapat pada Calymperes erosumdan Marchantia polymorpha. Jenis yang pertama tersebut adalah anggota lumut daun yang mempunyai gemifereous leaf pada bagian ujung daunnya, sedangkan jenis yang satunya merupakan lumut hati yang mempunyai gemma cup pada permukaan talusnya. Perhatikan Gambar 6 dan 7.
Calymperes erosum
Gambar 6. Calymperes erosum (bryophytes.plant.siu.edu)
Gemma pada tumbuhan lumut Marchantia polymorpha
Gambar 8. Gemma pada tumbuhan lumut Marchantia polymorpha
3. Klasifikasi Lumut

Di dalam Dunia Tumbuhan, lumut dikelompokkan ke dalam Divisi Bryophyta. Kata Bryophyta dari bahasa Yunani, yaitu bryon (lumut) dan phyton (tumbuhan). Divisi tersebut, berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Bryopsida atau lumut daun, Kelas Hepaticopsida atau lumut hati, dan Kelas Anthocerotopsida atau lumut tanduk.

a. Lumut Daun (Bryopsida)

Lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal. Hamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh dalam kelompok yang padat, sehingga satu sama lainnya bisa saling menyokong dan menguatkan. Hamparan ini memiliki sifat seperti karet busa yang bisa menyerap dan menahan air. Contoh lumut daun adalah Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di tembok atau batuan yang lembab), dan Aerobrysis longissima (hidup sebagai epifit di hutan). Perhatikan Gambar 9.
Bryum capillare
Gambar 9. Bryum capillare (bryophytes.plant.siu.edu)
Tubuh lumut daun bisa dibedakan menjadi rizoid, batang, dan daun. Rizoid merupakan deretan sel yang memanjang atau filamen seluler, menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi. Melalui rizoid ini, lumut daun dapat melekat pada benda tempat hidupnya, misalnya saja pohon, dinding, atau bebatuan. Sementara, fotosintesis banyak terjadi pada bagian atas rizoid yang menyerupai batang atau daun. Namun perlu diingat, jikalau bentuk batang, daun, maupun akar (rizoid) lumut daun tidak sama persis strukturnya dengan tumbuhan vaskuler.

b. Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati merupakan lumut yang kurang menyolok penampilannya bila dibandingkan dengan lumut daun. Tubuh masih berupa lembaran (talus) yang terbagi atas beberapa lobus. Bentuknya akan mengingatkan pada lobus hati pada hewan. Karena itu, lumut ini dinamakan lumut hati. Contoh lumut hati adalahMarchantia polymorpha dan Porella sp. (Gambar 10).
Marchantia polymorpha
Gambar 10. Marchantia polymorpha (Wikimedia Commons)
Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun, yakni pembiakan secara seksual dan aseksual. Di dalam sporangia, beberapa lumut hati mempunyai sel berbentuk kumparan, disebut elatera, yang muncul dari kapsul. Elatera ini akan terlepas ketika kapsul terbuka, sehingga spora akan terpancar keluar dari kapsul. Selain itu, lumut hati juga dapat berkembangbiak secara aseksual (vegetatif ). Sel yang berperan adalah berkas-berkas sel kecil yang disebut dengan gemma. Oleh tetesan air hujan, gamme ini dapat terpelanting keluar dari mangkuk (talus) yang ada pada permukaan gametofit. Akibatnya, jika gemma jatuh di tempat yang cocok, gemma tersebut akan membentuk individu baru.

c. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Lumut tanduk mempunyai kemiripan dengan lumut hati, yakni pada gametofitnya. Bedanya, lumut tanduk memiliki sporofit yang berupa kapsul yang memanjang dan tumbuh seperti tanduk dari hamparan gametofit. Contoh lumut tanduk adalahAnthoceros laevis dan Notothylus indica. Perhatikan Gambar 11.
Anthoceros sp. sporofit gametofit
Gambar 11. Anthoceros sp. (anbg.gov.au)
Lumut Epifit

Lumut epifit adalah sebutan untuk komunitas lumut yang hidup pada pepohonan. Lumut-lumut tersebut hidup menempel pada kulit pohon yang hidup maupun gelondongan kayu yang sudah lapuk. Di hutan, terutama hutan lumut, lumut epifit melingkupi hampir semua bagian hutan, mulai dari pangkal pohon di dekat permukaan tanah sampai permukaan kanopi pohon. Komunitas ini memiliki peran penting terutama dalam siklus hidrologi karena mempunyai kemampuan mengikat dan menahan air yang tinggi.

Mengenal Kingdom Plantae Divisi Bryophyta (lumut)

Mengenal Kingdom Plantae Divisi Bryophyta (lumut)

Ciri-ciri kingdom Plantae (dunia tumbuhan) yaitu tersusun dari sel eukariotik, multiseluler, mempunyai dinding sel dari selulosa, mempunyai klorofil, menyimpan makanan cadangan dalam bentuk amilum, dan bersifat autotrof.
Dunia tumbuhan digolongkan menjadi tiga divisi yaitu Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta. Bryophyta termasuk Atracheophyta karena tidak mempunyai berkas pembuluh. Sementara itu, Pteridophyta dan Spermatophyta termasuk Tracheophyta karena mempunyai berkas pembuluh.
Dan Dialah (Alloh) yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; …… Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
(Quran Surat Al An’aam, 6: 99)
Pembagian divisi Tumbuhan (Plantae) sebagai berikut.
A. Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
1. Ciri-Ciri 
Ciri-ciri Bryophyta sebagai berikut.
a. Hidup di tempat basah atau lembap dan terlindung dari cahaya matahari.
b. Pada permukaan luar tubuh terdapat lapisan berlilin untuk menahan masuknya air.
c. Berwarna hijau karena mempunyai klorofil.
d. Peralihan dari Thallophyta (tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun) ke Cormophyta (dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun).
e. Gametofit lebih dominan daripada sporofit.
2. Struktur Tubuh Struktur tubuh tumbuhan lumut sebagai berikut.
a. Akar
Tumbuhan lumut mempunyai akar semu yang disebut rizoid. Rizoid berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuh (substrat) serta menyerap air dan unsur hara.
b. Batang
Struktur batang tumbuhan lumut sebagai berikut.
1) Lumut hati dan lumut tanduk tidak berbatang dan tidak mempunyai pembuluh angkut. Tubuhnya berbentuk lembaran (talus).
2) Lumut daun mempunyai batang sederhana dengan pembuluh angkut tunggal.
c. Daun
Lumut hati dan lumut tanduk tidak mempunyai struktur daun. Lumut daun mempunyai daun sederhana, berbentuk pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut di dalam ibu tulang daun, dan mengandung kloroplas.
Bagaimana sistem transportasi tumbuhan lumut? Air masuk ke dalam tubuh Bryophyta secara imbibisi. Selanjutnya, air tersebut didistribusikan ke bagian-bagian tubuh secara difusi.
3. Klasifikasi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya.
a. Hepaticopsida (Lumut Hati)
Tubuh Hepaticopsida berupa talus dan
berbentuk lembaran-lembaran seperti hati. Talus berwarna hijau dengan percabangan menggarpu. Talus melekat pada substrat dengan bantuan rizoid.
Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit, yaitu generasi yang menghasilkan sel kelamin (gamet). Gamet jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh anteridium dan gamet betina (ovum) dihasilkan oleh arkegonium. Anteridium didukung oleh anteridiofor dan arkegonium didukung oleh arkegoniofor.
Sporofit merupakan badan pembentuk spora yang berkembang dari zigot (peleburan ovum dan spermatozoid). Pada lumut hati, sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina. Contoh Marchantia polymorphadan  Lunularia sp.
image
b. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)
Generasi gametofit berupa talus dengan tepi rata atau bertoreh. Sporofit tertancap di dalam gametofit, tetapi kapsul sporofit berada di luar talus berbentuk seperti tanduk ( horn ). Pangkal kapsul sporofit dilindungi oleh involukrum. Contoh  Notothylas sp. dan  Anthoceros sp.
c. Bryopsida (Lumut Daun) Tubuh Bryopsida terdiri atas tiga bagian, yaitu rizoid, batang, dan daun. Daun berfungsi untuk fotosintesis. Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri, serta bersifat parasit terhadap gametofit.
Gametofit dapat dibedakan antara gametofit jantan (anteridia) dan  gametofit betina (arkegonia). Contoh Sphagnum sp.,  Fissident  sp., dan  Polytrichum  sp. Polytrichum sp. merupakan  tumbuhan  lumut berumah satu. Sporofit Polytrichum tumbuh menjulur dari gametofit.
image
image
4. Reproduksi Lumut
Pada reproduksi tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara teratur antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Generasi sporofit menghasilkan spora, sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan dan gamet betina untuk melakukan reproduksi. Gametofit merupakan generasi yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut. Metagenesis pada Bryophyta digambarkan pada skema berikut.
image
Gambar metagenesis lumut.
Reproduksi generatif dilakukan melalui perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina. Sporofit yang dihasilkan bersifat diploid (2n).
Reproduksi vegetatif dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Membentuk spora haploid (n) yang bersifat homospora.
b. Membentuk pundi kuncup ( gemma cup).
5. Peranan a. Marchantia polymorpha untuk mengobati gangguan fungsi hati.
b. Sphagnum  sebagai media tanam benih tumbuhan, pengganti kapas, dan sebagai bahan bakar.
c. Lumut gambut di daerah rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah.


Source : https://biosejati.wordpress.com/2012/08/24/mengenal-kingdom-plantae-divisi-bryophyta-lumut/